Kisah Penjual Kapuk yang Menjadi Kaya Raya

oleh Babah Fuad


Ditulis pada 21 April 2021



Tareem Tour & Travel - Dikisahkan sepasang suami istri dari Bani Israil yang sangat gemar bershodaqoh. Sang suami itu hanyalah seorang penjual kapuk dengan penghasilan yang tidak seberapa, namun tetap menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bershodaqoh.

Setiap hari ia mendapat 1 dirham dari hasil menjual kapuk di pasar. Dari 1 dirham, setengahnya ia shodaqohkan, lalu sisanya ia belikan makan dan untuk membeli biji-biji kapuk untuk modalnya berjualan esok hari.

Pada suatu hari ia berjualan di pasar dan seperti biasanya mendapatkan penghasilan sebesar 1 dirham. Namun di hadapannya terdapat dua orang yang sedang berselisih. Ternyata keduanya adalah seorang penjual dan pembeli yang berseteru akibat si pembeli tidak mau membayar barang yang diperoleh dari si penjual. Kekacauan yang terjadi menyebabkan dua orang tersebut emosi dan ingin saling membunuh.

Melihat kejadian ini, penjual kapuk melerai keduanya dan menanyakan permasalahannya. Setelah mengetahuinya, si penjual kapuk menanyakan harga barang yang menjadi permasalahan antara keduanya ini.

Sang penjual menyebutkan bahwa harganya adalah 1 dirham, dengan ikhlas si penjual kapuk membayarkannya hingga selesailah perselisihan antara penjual dan pembeli.

Padahal bukan saudara, kerabat, bahkan kenal saja pun tidak. Uang 1 dirham tadi harusnya untuk biaya membeli makan dan modal kapuk esok hari. Namun karena ada dua pemuda yang berselisih sampai ingin membunuh maka penjual kapuk memberikan uangnya. Akhirnya uang 1  dirham itu ia shodaqohnya untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

Setelah itu, sang penjual kapuk bingung karena tidak memiliki apa pun untuk menghasilkan uang esok hari. Kemudian ia berinisiatif mengumpulkan sisa-sisa serabut kapuk yang tersebar di lantai rumahnya dan dijadikan satu, kemudian berniat menjualnya meski dengan jumlah yang sedikit.

Benar saja, selama menjual dagangannya itu tak ada seorang pun yang membeli sisa kapuk tersebut. Menawarkan dari siang hingga waktu yang begitu lama tidak ada juga yang tertarik untuk membelinya karena kapuk yang ia jual dalam kondisi kotor dan bukan kualitas terbaik.

Penjual kapuk tersebut sempat putus asa dan bergegas pulang ke rumah. Namun di pertengahan jalan, ia bertemu dengan seorang penjual ikan. Tidak disangka, si penjual ikan menceritakan kondisinya yang sama dengannya, dimana mendapat ikan hasil tangkapannya dengan konsisi yang tidak begitu baik.

Lalu sang penjual kapuk menawarkan kepada penjual ikan.
“Bagaimana kalua saya beli ikan kamu dengan kapuk ini ? Mungkin kapuk ini bisa kamu jual dan ikan itu bisa saya makan”

Keduanya sepakat, dan penjual kapuk itu membawa pulang ikan hasil barternya tersebut. Sesampainya di rumah, ia menceritakan kejadian itu pada istrinya. Sang istri dengan ikhlas menerima dan mengatakan bahwa ikan ini harus di syukuri karena merupakan rezeki hari ini.
Dibawalah ikan tersebut ke dapur untuk diolah. Saat membelahnya, sang istri terkejut karena menemukan sebutir mutiara di dalam perut ikan.

Dipanggillah sang suami karena temuan mutiara di perut ikan berkualitas buruk tersebut. Sang penjual kapuk pun berpikir untuk menjualnya agar bisa mendapatkan uang dan uangnya dapat dibelikan makanan untuk keluarganya.
Pergilah si penjual kapuk ke took perhiasan, berniat menjual mutiara yang ditemukannya. Ia semakin terkejut karena sang pemilik took mengatakan bahwa mutiara yang ia bawa bukanlah mutiara sembarangan.

Sang pemilik toko terheran dari mana sang penjual kapuk mendapatkan mutiara itu, karena dari penampilannya si penjual kapuk memakai pakaian yang compang camping. Lantas ia menjawab bahwasanya mutiara itu adalah rezeki dari Allah SWT.

Yang namanya pedagang , kalua tidak jujur ia pasti akan mengatakan bahwa mutiara itu harganya murah atau palsu, apalagi melihat sang penjual kapuk memakai pakaian yang lusuh. Mudah sekali ditipu. 
Namun karena ketulusan sang penjual kapuk, maka Allah berikan jalan sampai pemilik toko itu bilang : “Ini kalua saya hanya mampu membali 40 ribu dirham, tapi sayang sekali jika mutiara ini hanya dihargai 40 ribu dirham, silahkan engkau pergi ke took seberang, di sana ada penjual yang lebih kaya dari saya.

Sang penjual kapuk menuruti perkataan sang pemilik toko. Dan sampailah pada toko perhiasan lainnya. Hal serupa terjadi, di mana sang pemilik toko mengatakan bahwa dirinya hanya mampu membeli dengan harga 80 ribu dirham dan harga sebenarnya dari mutiara itu diyakini dapat lebih mahal daripada jumlah uang yang ia mampu tawarkan.

Maka kembalilah sang penjual kapuk ditunjukkan ke toko yang jauh lebih besar dan pemiliknya yang kaya raya. Di sanalah akhirnya sang penjual kapuk berhasil menjual mutiara seharga 120 ribu dirham.

Membawa pulang uang tersebut, sang penjual kapuk menceritakan kisahnya kepada sang istri. Di tengah waktu, tiba-tiba mereka dihampiri oleh dua orang fakir miskin. Dikarenakan iba, sang istri berinisiatif memberikan sebagian uang hasil penjualan mutiara itu kepada dua fakir tersebut. Mengatakan bahwa total 120 ribu dirham seluruhnya terlalu banyak untuk ia dan keluarganya.
Sang istri berkata: “Hari ini kita diberikan oleh Allah rizki yang luar biasa banyak. Ini terlalu berlebihan untuk kita. Lebih baik sebagian kita berikan kepad orang fakir miskin”.

Diberikanlah setengahnya kepada fakir miskin tanpa berpikir panjang, bentuk syukurnya kepada Allah SWt, mereka memberikan 60 ribu dirham. Mengejutkan karena baru beberapa langkah setelah diberikan uang itu, kedua fakir miskin tadi kembali pada mereka dan mengembalikan yangnya, seraya berkata bahwa itu adalah uang sang penjual kapuk dan istrinya dan merupakan rizki dari Allah SWT.
Lalu kedua fakir miskin pun mengajui bahwasanya mereka bukanlah manusia, melainkan malaikat yang diutus Allah SWt untuk menguji keduanya.

Dari kisah ini maka dapat kita teladani bahwa bershodaqoh dengan menyisihkan sebagian harta dengan penuh keikhlasan dan ketulusan akan dijanjikan oleh Allah SWT mendapat rizki yang berlipat ganda.
Bahkan dalam salah satu firman-Nya, Allah SWT menjanjikan bahwa tak akan jatuh miskin bagi mereka yang bershodaqoh, justru rizkinya akan diperluas oleh Allah SWt.

Berita lainnya

blog-img

UMROH BACKPACKER

umroh backpacker - Wakil Ketua MPR-RI sekaligus Anggota DPR-RI Komisi VIII yang di antaranya membidangi urusan agama, Hidayat Nur Wahid, meng...

Selengkapnya
13 Juli 2024
blog-img

WAKTU TERBAIK UNTUK MELAKUKAN UMROH

waktu terbaik utk umroh - Umroh merupakan salah satu ibadah yang sering dilakukan oleh umat muslim di dunia. Sebab, ibadah umroh dapat dilaku...

Selengkapnya
11 Juli 2024
blog-img

KEISTIMEWAAN UMROH DI BULAN MUHARRAM

keistimewaan umroh di bulan muharram - Bulan Muharram, merupakan bulan yang penuh dengan keistimewaan bagi umat Islam. Di bulan ini, banyak p...

Selengkapnya
09 Juli 2024